ADVERTISEMENT

Dampak KTR: Industri Hiburan dan Pariwisata Terancam? Analisis Mendalam dari INDEF

2025-08-01
Dampak KTR: Industri Hiburan dan Pariwisata Terancam? Analisis Mendalam dari INDEF
Tirto.ID

KTR (Kawasan Tanpa Rokok) semakin meluas di Indonesia. Namun, tahukah Anda dampaknya tak hanya dirasakan oleh perokok? Peneliti dari INDEF (Institut for Development of Economics and Finance), Ahmad Heri Firdaus, memperingatkan bahwa kebijakan ini berpotensi menimbulkan efek domino yang signifikan terhadap berbagai sektor, terutama industri hiburan dan pariwisata.

Lebih dari Sekadar Pembatasan
Pembatasan merokok di tempat hiburan memang bertujuan untuk melindungi kesehatan masyarakat. Namun, INDEF melihatnya lebih dari sekadar masalah kesehatan. Menurut Firdaus, kebijakan ini akan memengaruhi rantai ekonomi yang kompleks. Mulai dari konsumen rokok, hingga pelaku usaha di sektor makanan dan minuman, akomodasi, dan bahkan sektor kreatif.

Sektor Hiburan dan Pariwisata Paling Rentan
Industri hiburan dan pariwisata dianggap sebagai sektor yang paling rentan terhadap dampak KTR. Tempat hiburan seperti bar, klub, kafe, dan restoran seringkali menjadi tempat berkumpulnya orang-orang yang juga merokok. Pembatasan ini dapat mengurangi daya tarik tempat-tempat tersebut, yang pada akhirnya berdampak pada pendapatan dan jumlah pengunjung.

Rantai Ekonomi yang Terpengaruh
Dampak KTR tidak berhenti pada sektor hiburan. Berikut adalah beberapa contoh rantai ekonomi yang berpotensi terpengaruh:


Solusi dan Rekomendasi
INDEF menyarankan agar pemerintah mempertimbangkan dampak ekonomi dari kebijakan KTR sebelum menerapkannya secara luas. Beberapa solusi yang bisa dipertimbangkan antara lain:

Kesimpulan
Kebijakan KTR adalah langkah positif untuk melindungi kesehatan masyarakat. Namun, penting untuk mempertimbangkan dampaknya terhadap berbagai sektor ekonomi. Dengan solusi yang tepat, pemerintah dapat menyeimbangkan antara kesehatan masyarakat dan keberlangsungan bisnis.

ADVERTISEMENT
Rekomendasi
Rekomendasi