ADVERTISEMENT

Rojali dan Rohana: Jejak Hiburan Murah di Tengah Krisis Ekonomi? Analisis Celios Ungkap Fakta Mengejutkan!

2025-07-28
Rojali dan Rohana: Jejak Hiburan Murah di Tengah Krisis Ekonomi? Analisis Celios Ungkap Fakta Mengejutkan!
Republika Ekonomi

Rojali dan Rohana: Jejak <a class="text-blue-700" href="/id-ID/search/Hiburan%20Murah">Hiburan Murah</a> di Tengah Krisis Ekonomi? Analisis Celios Ungkap Fakta Mengejutkan!

Fenomena Rojali dan Rohana: Antara Hiburan dan Realitas Ekonomi

Jakarta - Fenomena “Rojali” (rombongan jarang beli) dan “Rohana” (rombongan hanya nanya) belakangan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Rombongan yang datang ke pusat perbelanjaan atau tempat wisata, namun hanya berkeliling tanpa membeli apapun, atau bahkan hanya bertanya-tanya saja, seolah menjadi pemandangan yang umum. Namun, di balik tontonan yang terkesan lucu ini, tersembunyi sebuah sinyal penting tentang kondisi ekonomi masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda.

Mengapa Rojali dan Rohana Muncul?

Menurut Nailul Huda, maraknya fenomena Rojali dan Rohana bukanlah sekadar tren, melainkan cerminan dari daya beli masyarakat yang menurun. Kenaikan harga kebutuhan pokok, inflasi, dan kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih menjadi faktor utama yang mendorong masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang.

“Fenomena ini menunjukkan bahwa masyarakat mencari hiburan, tetapi dengan anggaran terbatas. Mereka ingin merasakan pengalaman berlibur atau berbelanja, tetapi tidak mampu membelinya,” jelas Huda. Dengan kata lain, Rojali dan Rohana adalah bentuk adaptasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi yang sulit.

Hiburan Murah: Kebutuhan atau Sekadar Pelarian?

Celios menilai bahwa fenomena ini mengindikasikan adanya kebutuhan mendesak akan hiburan murah. Masyarakat mencari cara untuk menghilangkan penat dan stres akibat tekanan ekonomi, meskipun dengan cara yang sederhana.

“Hiburan bukan lagi dianggap sebagai barang mewah, tetapi sebagai kebutuhan psikologis untuk menjaga kesehatan mental,” tambahnya. Namun, Huda juga mengingatkan bahwa fenomena ini tidak boleh dibesar-besarkan atau dijadikan bahan tertawaan, karena di baliknya terdapat realitas ekonomi yang perlu diperhatikan.

Dampak pada Bisnis dan Ekonomi

Fenomena Rojali dan Rohana tentu memiliki dampak pada sektor bisnis, terutama pada industri retail dan pariwisata. Penurunan daya beli masyarakat dapat menyebabkan penurunan penjualan dan pendapatan bagi pelaku usaha. Oleh karena itu, pelaku bisnis perlu melakukan penyesuaian strategi pemasaran dan menawarkan produk atau layanan yang lebih terjangkau.

Selain itu, pemerintah juga perlu mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain, mengendalikan inflasi, meningkatkan lapangan kerja, dan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan.

Kesimpulan

Fenomena Rojali dan Rohana adalah potret masyarakat yang berupaya mencari hiburan di tengah keterbatasan ekonomi. Meskipun terkesan lucu, fenomena ini menyimpan pesan penting tentang kondisi ekonomi dan kebutuhan masyarakat akan hiburan murah. Pihak-pihak terkait, baik pelaku bisnis maupun pemerintah, perlu mengambil langkah-langkah yang tepat untuk merespons fenomena ini dan menjaga stabilitas ekonomi.

ADVERTISEMENT
Rekomendasi
Rekomendasi